Akhir-akhir ini obrolan soal investasi kayaknya makin gampang ditemuin. Di kampus, di kantor, bahkan nongkrong di warung kopi, topik saham dan reksadana udah nggak asing lagi. Bedanya, generasi sekarang kelihatan jauh lebih berani dan aktif terjun ke dunia investasi dibanding generasi sebelumnya.
Pertanyaannya: apa sih yang bikin mereka segitu semangatnya? Sekadar ikut tren, atau memang ada perubahan cara pandang yang lebih dalam tentang uang?
1. Motivasi: Mesin Utama di Balik Keputusan
Ada sebuah penelitian berjudul “Determining Factors for Young Investors to Invest in the Capital Market” yang ngasih jawaban menarik. Dari banyak faktor yang diteliti, motivasi personal ternyata jadi penentu paling besar.
Tapi jangan salah, motivasi di sini bukan cuma “pengen cepat kaya”. Banyak anak muda justru punya target konkret: ingin mandiri finansial sebelum umur 30, pengen punya dana darurat yang aman, atau bahkan bermimpi bisa financial freedom lebih cepat. Buat sebagian, investasi juga jadi cara biar nggak selamanya bergantung sama gaji bulanan.
Tentu saja ada faktor lain—kayak literasi keuangan, minat pribadi, pengaruh lingkungan, sampai kebiasaan mengelola uang. Tapi pada akhirnya, motivasi internal yang bikin mereka tahan banting. Bahkan ketika pasar lagi merah, motivasi ini yang bikin mereka tetap jalan.
2. Lima Faktor yang Saling Nempel
Kalau dibedah lebih dalam, ada lima hal yang jalan bareng:
- Motivasi pribadi → alasan kuat kenapa mereka investasi.
- Literasi keuangan → mungkin pengaruhnya kecil, tapi tetap penting sebagai bekal. Banyak anak muda belajar sambil praktik, bukan nunggu sampai merasa “ah, gue udah jago nih”.
- Minat pribadi → rasa penasaran bikin mereka betah research, baca laporan keuangan, atau diskusi di forum.
- Lingkungan sosial → circle pertemanan, media sosial, bahkan FOMO ngeliat orang lain profit, ikut dorong keputusan.
- Perilaku investasi aktual → hasil nyata dari keempat faktor tadi, entah dalam bentuk strategi, frekuensi transaksi, atau jenis instrumen yang dipilih.
Kelima faktor ini, kalau digabung, hampir menjelaskan keseluruhan pola investasi anak muda. Jadi jelas, keputusan mereka bukan spontan atau ikut-ikutan doang, tapi hasil interaksi faktor yang cukup kompleks
3. Teknologi: Game Changer yang Nggak Bisa Diabaikan
Thomas Kehl, salah satu content creator di bidang finansial, pernah bilang kalau digitalisasi adalah faktor terbesar yang bikin investasi makin ramah buat generasi muda. Ada tiga hal yang dia tekankan:
- Informasi makin terbuka. Kalau dulu belajar investasi butuh akses terbatas, sekarang semua orang bisa nonton YouTube, ikut webinar, atau baca insight di Twitter. Gratis dan gampang.
- Modal masuk makin rendah. Aplikasi trading bikin orang bisa mulai investasi dengan ratusan ribu, bukan jutaan. ETF murah, saham pecahan, biaya transaksi juga jauh lebih kecil.
- Komunitas online. Anak muda nggak lagi merasa sendirian. Ada forum, grup Telegram, atau Discord tempat mereka bisa curhat, belajar, atau bahkan ngetawain kerugian bareng.
4. Jadi, Ini Cuma Tren?
Kalau dilihat sekilas, bisa aja orang mikir “ah, ini cuma tren”. Tapi data dan realitas di lapangan nunjukin sebaliknya. Ada motivasi mendalam, akses informasi yang terbuka, dan dukungan komunitas yang kuat. Kombinasi ini bikin investasi bukan cuma gaya hidup sementara, tapi bagian dari cara generasi baru mengelola masa depan.
Mereka nggak investasi karena terpaksa atau ikut-ikutan, tapi karena sadar kalau melek finansial itu life skill yang penting. Dan dengan tools digital yang sekarang tersedia, mereka merasa lebih punya kontrol atas masa depan finansialnya.
Kesimpulan
Bagi industri keuangan, tren ini jelas jadi peluang besar. Produk dan layanan yang ramah digital, transparan, dan terjangkau pasti lebih disukai anak muda. Regulator pun punya PR untuk bikin aturan yang sesuai dengan pola pikir generasi ini.
Yang paling penting, semangat anak muda buat investasi perlu diarahkan ke jalur yang benar. Dengan edukasi dan instrumen yang tepat, mereka bisa tumbuh jadi generasi yang lebih melek finansial dan mandiri.
Pada akhirnya, ini bukan cuma soal return atau nilai portofolio. Lebih dari itu, ini soal bagaimana satu generasi belajar ambil tanggung jawab atas hidup mereka—termasuk soal keuangan. Dan kalau dipikir-pikir, itu kabar baik buat masa depan ekonomi kita.
Tinjauan Pustaka :
Awaluddin, Murtiadi & Molina, & Nurlia, Nurlia & Wahyuni,. (2023). Determining Factors for Young Investors to Invest in the Capital Market. International Journal of Professional Business Review. 8. e01964. 10.26668/businessreview/2023.v8i5.1964.